Tahun Baru, Coba Hal Baru!

Hello everyone,

Nggak perduli kamu berada di mana, akan selalu ada hal-hal baru yang bisa kamu pelajari atau diekplorasi. So, tahun ini cobalah menambahkan satu dari empat aktivitas baru berikut ke dalam rutinitas kamu. Aktivitas-aktivitas ini akan membantu memberikan tantangan untuk otakmu atau berkontribusi menempa dirimu [haha besi kali ya ditempa], yah, menjadikan hidup kamu lebih berarti. Okeh itu agak lebay [but it’s true]. Dan dalam prosesnya kamu bisa jadi menemukan sesuatu yang ‘kamu banget’.

Apa aja aktivitas seru yang bisa kamu tambahkan di daftar padatnya rutinitas harianmu?

1) BELAJAR BAHASA BARU

LanguageOkay, kamu udah jago banget pake bahasa Ibu, which is bisa jadi merupakan bahasa daerah asal kelahiranmu (bahasa Jawa, Sunda, Padang, Batak, atau yang lainnya). Kamu juga udah jago pake bahasa Indonesia. Plus, kamu ikutan les bahasa Inggris di banyak tempat kursus. Tapi nggak ada salahnya kalau kamu belajar bahasa lain seperti bahasa Mandarin atau bahasa Jepang.

Tapi kamu harus beneran belajar sampai bisa cas cis cus. Why?

Sebuah penelitian di tahun 2010 tentang Language and Cognition menemukan bahwa orang bilingual (yang menguasai  dua bahasa- ngoceh dengan dua bahasa) lebih cepat dan responsif terhadap  switching between other type of tasks, maksudnya beralih tugas atau aktivitas yang dilakukan bersamaan. Sekarang kan zamannya multitasking, nggak perduli gender laki-laki atau perempuan multitasking somehow is a must. Jangan cuma smartphone yang bisa multitasking, kamu juga harus jago melakukan beberapa aktivitas secara bersamaan agar waktu yang dimanfaatkan lebih efisien. Nah, seorang yang bilingual diyakini mampu melakukan multitasking lebih cepat dan tepat.

Jadi, sudah siapkah kamu belajar bahasa baru di tahun ini?

Bolehlah kamu belajar bahasa Korea sampe mahir, sukur-sukur bisa jalan-jalan ke Korea. Siapa tahu bisa ketemu Kim Jaejung atau Choi Siwon, bisa wawancara pernonil Bigbang atau Girls Generation. Who knows what miracle we can achieve, right?

2) MAIN MUSIK (BELAJAR INSTRUMENT)

Musical InstrumentsKamu nggak perlu jadi pianis terkenal atau seorang bintang rock, kamu hanya perlu mempelajari bagaimana menguasai satu alat musik. Tidak perlu mahir, cukup sampai menguasai saja. Sampai kamu bisa melantunkan dua atau tiga lagu dengan instrumen tersebut.

“Tapi aku kan nggak berbakat di musik!”

Hey, siapa yang berbicara tentang bakat? Kamu nggak perlu bakat untuk sekadar bisa memainkan alat musik. And that’s why I told you to learn about instrument. Punya bakat atau nggak, pelajari saja satu instrument yang membuatmu tertarik. Kamu bisa memilih belajar gitar, biola, piano atau saxofon. It’s up to you.

Sebenarnya kenapa sih kita perlu belajar musik?

Karena menghabiskan waktu berlatih musik walaupun sebentar, dapat melatih ketajaman rasa kamu. Apanya yang tajam? Sensitivitas dirimu yang jadi lebih tajam dan lebih terasah. Dalam sebuah studi oleh para ilmuwan di University of St. Andrews, musisi amatir (orang yang bisa main musik walaupun nggak jago-jago amat) melakukan tes mental sederhana dengan lebih baik dibandingkan mereka yang sama sekali bukan musisi (dalam artian nggak bisa main musik sama sekali). Si musisi amatir cenderung memberi respon lebih cepat dan akurat.

Nah kan, keren banget ternyata manfaatnya. So, pilih instrumentmu! Pick up a guitar, flute or harmonica this year!

3) MELAKUKAN KEBAJIKAN UNTUK ORANG LAIN (MENOLONG ORANG LAIN)

Hand HelpingSejatinya, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Udah nggak zamannya lagi jadi manusia apatis yang nggak perduli sama keadaan orang-orang di sekitar. Paul Walker aja yang notabene seorang artis besar, bergabung di banyak LSM yang bergerak di bidang kemanusiaan. Selain si Paul, ada Jet Li yang ditunjuk sebagai duta WHO di tahun 2009.

Nah, sekarang saatnya kamu ambil bagian. Ikut beraksi menolong orang. Semakin altruistis kamu, semakin sehat jasmanimu. Di tahun 2013 kemarin, sebuah studi menemukan remaja yang menjadi sukarelawan bersama anak-anak selama 10 minggu memiliki kadar kolesterol dan tingkat peradangan lebih rendah ketimbang mereka yang nggak ikutan menjadi sukarelawan. Tidak perduli apakah mereka menjadi sukarelawan yang pasif di satu tempat atau yang aktif (misalnya ikut dalam kegiatan penanggulangan bencana alam), tapi setelah studi berakhir para remaja tidak hanya melaporkan bahwa terjadi perubahan besar dengan cara mereka bersikap (more altruistic) terhadap orang lain, juga  mereka rasakan benefit yang luar biasa dengan kesehatan mereka.

So, nggak usah nunggu waktu buat ikutan gabung di Palang Merah Remaja atau organisasi kemasyarakatan yang lebih besar. Mulailah dari yang terkecil. Bantuin deh Mama sama Papa di rumah, terus mulai perduli dengan teman, bantuin mereka saat sedang kesulitan. Nggak perlu berpikir bahwa kamu kadang juga perlu bantuan dan perhatian orang, lakukan saja. Karena kamu bakal memetik kebahagiaan dari membantu orang.

Pasang motto baru tahun ini, ‘Siap menjadi orang yang bermanfaat!‘.

4) PERGI BERPETUALANG

petualanganKenapa ya hampir setiap film untuk anak-anak menceritakan tentang petualangan?

Karena memang berpetualang bisa mengubah otak kamu secara fisik. Ya, kamu nggak salah baca, otak kamu berubah!

Pada sebuah penelitian, tikus yang berani pergi menjauh dari tempat asalnya dan mengeksplorasi lingkungan sekitarnya memiliki neuron yang tumbuh lebih banyak dibandingkan tikus-tikus yang diem aja di sarangnya, meskipun sebenarnya semua tikus secara genetik adalah sama.

Though in this study mereka cuma meneliti tikus, penelitian ini menunjukkan hubungan antara prilaku individu dan neuroplastisitas, dan mungkin mulai menjelaskan bagaimana kita mengembangkan kepribadian kita menjadi lebih baik. So, take your adventure now, pilih apakah kamu mau bepergian ke luar kota atau ke luar negeri atau sekadar jalan-jalan di lingkungan sekitar yang belum pernah kamu kunjungi.

Jadi, daripada di rumah aja kayak ayam lagi ngerem telor, jauh lebih baik berburu telor di tempat lain, hehehe…. itu cuma istilah. Berasa hari paskah nih!

Okay, guys. Besar atau kecil, temukanlah sesuatu yang tidak hanya menantangmu tapi juga memberikan sensasi kesenangan tahun ini. Coba bicarakan dengan Mama dan Papa, tanyakan apa ide terbaik mereka atas aktivitas seru yang bakal bikin hidupmu lebih bermakna dan bermanfaat.

Kalau kamu sudah punya ide asik buat melakukan satu dari keempat aktivitas di atas (Atau kamu berencana melakukan semuanya??!!), tulislah di kolom komentar.

Tahun Baru

Happy New Year

Dunia sempurna  dengan siklusnya. Manusia mengenang sejarah dengan menandainya. Walau kadang penanda itu menghilangkan sebagian letupan emosi yang memeluknya. Pemberian nomor bagi narapidana sebagai contohnya. Manusia dengan segala unsur insannya  dikenal, dikenang dan direduksi dengan sebuah angka. Hanya sebuah angka.

Kenangan akan dengan mudah dipanggil kembali dalam ritual dan upacara dengan adanya angka. Wujud lain angka adalah jam, tanggal, bulan, dan juga tahun. Untuk kata yang terakhir ini; Tahun (dari bahasa latin ; annus ) hadir dengan membawa kisahnya.

Pada tahun 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah Dinasti Han  di China menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang. Entah Kaisar Wu percaya atau tidak. Di sana telah berkembang mitos Nian, seekor naga raksasa pemakan manusia yang muncul di setiap akhir musim dingin untuk memakan segala ; hasil panen, binatang ternak, bahkan manusia. Untuk melindungi diri, mereka  menaruh  aneka makanan di depan pintu rumah sebagai  sesaji.  Berpakaian merah. Menghiasi rumah dengan lentera dan kertas-kertas berwarna merah. Juga petasan yang pekikannya menyambar ke penjuru arah. Nian, sang raksasa gundah dan marah. Dan tak pernah lagi singgah. Nian akhirnya ditangkap oleh Hongjun Laozu, seorang Pendeta Tao dan Nian kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu.

Tahun baru bagi bangsa China dimaknai sebagai upaya penjagaan dan perlindungan diri. Jika ilmu mencukupi (Hongjun Laozu) keburukan, kekejaman dan keganasan (Nian) bisa dikendalikan dan dimanfaatkan (sebagai kendaraan).

Di tanah Hindu (India) ada juga kisahnya. Di awal abad Masehi bahkan jauh sebelumnya, Negeri India dan di sekitarnya terjadi krisis dan konflik sosial yang berkepanjangan. Pertikaian antarsuku (Suku Saka, Pahiava, Yueh Chi, Yavana, dan Malaya) menang dan kalah silih berganti. Gelombang perebutan kekuasaan  antarsuku menyebabkan terombang-ambingnya kehidupan  beragama. Pola pembinaan kehidupan beragama menjadi beragam, baik karena kepengikutan umat terhadap kelompok-kelompok suku bangsa, maupun karena adanya penafsiran yang saling berbeda terhadap ajaran yang diyakini.

Pertikaian yang panjang berakhir ketika suku Saka menjadi pemenang. Di bawah pimpinan Raja Kaniskha I yang dinobatkan menjadi Raja dari turunan Saka,  tanggal 1 (satu hari sesudah tilem) bulan 1 (Caitramasa) tahun 01 Saka, bertepatan dengan bulan Maret tahun 78 Masehi. Dari sini dapat diketahui bahwa peringatan pergantian tarikh saka adalah hari keberhasilan kepemimpinan Raja Kaniskha I menyatukan bangsa yang tadinya bertikai dengan paham keagamaan yang saling berbeda. Oleh karena itu peringatan Tahun Baru saka bermakna sebagai hari kebangkitan, hari pembaharuan, hari kebersamaan (persatuan dan kesatuan), hari toleransi, hari kedamaian dan hari kerukunan nasional.

Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional dengan kalender julian. Ia geram, kalender yang telah dipakai sejak abad ke-7 SM itu sangat kacau. Sistem kalender tradisional ini dibuat berdasarkan pengamatan terhadap munculnya bulan dan matahari , dan menempatkan bulan Martius (Maret) sebagai awal tahunnya.

Kalender Julius memiliki 12 bulan dengan urutan sebagai berikut: 1) Januari 2) Februari, 3) Martius, 4) Aprilis, 5) Maius, 6) Iunius, 7) Quintilis, 8) Sextilis, 9) September, 10)October, 11) November, 12) December. Tahun 44 SM, Julius tak tahan untuk tidak mengubah bulanke-7 dan memonumenkan dirinya; Quintilis diganti dengan namanya, yaitu Julius. Kemudian penerusnya juga tak tahan dengan godaan popularitas itu. Sextilis diganti dengan Augustus (Kaisar Augustus).

Tahun baru bagi bangsa Romawi adalah upaya membenahi kekacauan yang terjadi.

Umat Islam memiliki kisah tersendiri.  Awal penetapan tahun Islami dimulai pada zaman kekalifahan Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra. Beliau bermusyawarah dengan para ahli untuk membicarakan darimana dimulainya tahun Islami. Hal ini terjadi kurang lebih pada tahun 16 H atau 17 H. Maka sempat muncul berbagai pendapat , diantaranya; 1) dihitung dari kelahiran Rasulullah, 2) dihitung dari tahun wafat beliau, 3) dihitung dari hijrahnya beliau, 4) dihitung sejak kerasulan beliau, 5) saat perang Badar, 6) Perjanjian Hudaibiyah, dan 7) Fathu Mekkah.

Berbagai pendapat itu kemudian disimpulkan dan diputuskan oleh Amirul Mukminin bahwa dimulainya perhitungan tahun Islami adalah dari hijrahnya Rasulullah SAW karena sejak disyariatkannya hijrah, Allah SWT memilah antara yang haq dan yang bathil. Pada waktu itu pula awal pendirian negara Islam.

Keberagaman selalu meneteskan butir-butir keseragaman kebijaksanaan walaupun itu tersamar, tak kasat mata. Berbeda adalah sunatullah dan itu adalah rahmat. Perbedaan alasan penentuan awal tahun membawa hikmah-hikmah sebagai berikut:

  1. Tahun baru dimaknai sebagai upaya penjagaan dan perlindungan diri. Jika ilmu mencukupi (Hongjun Laozu) keburukan, kekejaman dan keganasan (Nian) bisa dikendalikan dan dimanfaatkan (sebagai kendaraan). Seperti dalam tradisi China.Maka belajarlah lebih keras.
  2. Sebagai upaya peringatan atas kebangkitan dari krisis sosial, perpecahan menuju pembaruan demi kemajuan kehidupan seperti yang dikisahkan dalam tradisi Hindu/Saka.
  3. Sebagai upaya membenahi kekacauan perhitungan yang terjadi. Sehingga lebih teliti, cermat, dan akurat dalam melangkah. Seperti dalam tradisi Romawi.
  4. Sebagai upaya pengingat untuk meninggalkan kemungkaran, ketidaknyamanan, ketertindasan menuju kemerdekaan dalam memperjuangkan  kebebasan, kebenaran dan ridha Ilahi.

Momentum tahun baru adalah momentum untuk kita memilah dan memilih ke kehidupan yang lebih baik. Selamat tahun baru!

~Catatan Tutor, Edisi Selasa, 1 Januari 2012~

ditulis oleh : Sentot Mirota

2013